Monday, 28 November 2011

Berbaik sangka kepada Allah

Materi ngajibuchan 27 November 2011 di rumah Uni Iim

Beragam peristiwa dalam hidup ini yang terkadang menggiring seseorang terjebak dalam kondisi selalu berada dalam perasaan susah, sempit, gagal, tidak dihargai, dikucilkan, ditolak, tidak pantas dan sebagainya. Hakikat semua itu adalah manifestasi dari buruk sangka terhadap Allah.
Orang mukmin yang shalih tidak selayaknya memiliki sifat tersebut, apalagi memeliharanya di dasar hati, karena itu adalah sifat tercela yang sangat dimurkai Allah. Yang harus dimiliki setiap mukmin adalah sifat baik sangka pada Allah dalam segala urusan.
Abdullah bin Mas’ud berkata:
والذي لا إله غيره ما أعطي عبد مؤمن شيئا خيرا من حسن الظن بالله عز و جل والذي لا إله غيره لا يحسن عبد بالله عز و جل الظن إلا أعطاه الله عز و جل ظنه ذلك بأن الخير في يده
Artinya: Demi Dzat yang tiada Tuhan selainNya, tidak ada anugerah yang paling besar yang diberikan kepada seorang hamba selain baik sangka kepada Allah. Demi Dzat yang tiada Tuhan selainNya, tidak seorang hamba berbaik sangka kepada Allah melainkan Allah akan berbaik sangka kepadanya. Hal itu karena segala kebaikan ada di tanganNya.
إن حسن الظن بالله من حسن العبادة
Artinya: Sesungguhnya berprasangka baik pada Allah adalah termasuk sebaik-baiknya ibadah (HR. Abu Daud)
Berbaik sangka kepada Allah adalah anggapan kita kepadaNya bahwa  segala sesuatu yang telah kita terima adalah anugerah terbaik dariNya. Allah adalah Maha Penyayang yang kasih sayangNya melebihi kasih sayang ibu kita. Allah Maha Tahu akan bisikan hajat hati nurani kita. Allah Maha Pemberi tanpa harus kita memintaNya. Allah Maha Mendengar keluhan setiap  problema hidup kita yang sedang kita hadapi. Allah tidak pernah tidur dari memperhatikan keadaan  hidup kita.
Sungguh, berprasangka baik terhadap Allah adalah jalan lurus menuju kedamaian hidup kita, ketenangan jiwa kita, ketentraman batin kita. Karena dengan berbaik sangka, manusia akan terbebas dari gangguan pikiran yang telah  membebani jiwanya, mengotori nuraninya, membuat lelah fisiknya.
Prasangka kita adalah cermin dari realita yang akan terjadi di kemudian hari, jika ia baik sangka maka baik pula realita yang akan kita jumpai. Tetapi jika ia buruk sangka, maka buruk pula realita yang akan kita jumpai. Karena Allah akan selalu mengikuti prasangka hamba  terhadap- Nya.
أنا عند ظن عبدي بي فليظن ظان ما شاء
Artinya: Aku menuruti prasangka hambaku terhadapKu, maka silahkan untuk berprasangka sesuai apa yang dikehendaki.
أنا عند ظن عبدي بي فإن ظن بي خيرا فله الخير فلا تظنوا بالله إلا خيرا
Artinya: Aku menuruti prasangka hamba terhadapKu, jika Ia berprasangka baik terhadapKu, maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan.
أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه حيث يذكرني
Artinya: Aku menuruti prasangka hamba terhadapKu, dan Aku selalu bersamanya selagi Ia mengingatKu.
Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan energi positif yang besar, sehingga  beban yang berat akan berubah menjadi ringan, problema yang sulit akan mudah teratasi. Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan iman yang kuat, sehingga kegamangan hidup akan berubah menjadi sebuah kedamaian yang tiada batas, keyakinan yang tidak tercampur keraguan di dalamnya.
Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan keridhaan dan ampunan Allah, sehingga hidup ini selalu berada dibawah naungan rahmatNya.
Ulama Salaf berkata:
وإني لأرجو الله حتى كأنني … أرى بجميل الظن ما الله صانع
Sesungguhnya aku selalu berharap kepada Allah (dalam segala urusan), sehingga aku melihat sebaik-baiknya prasangka terhadap apa yang diperbuat oleh Allah.
Berbaik sangka kepada Allah, sejatinya tidak mengenal ruang, waktu, dan peristiwa. Kapanpun, di manapun, disetiap kejadiaan apapun, mewajibkan kita untuk selalu bersikap baik sangka (husnu dzan) kepada Allah. Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam wasiat menjelang ajal beliau:
لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن الظن بالله عز و جل
Artinya: Janganlah salah satu diantara kalian mati, kecuali berprasangka baik terhadap Allah.
Detik-detik saat kita tertimpa musibah berat yang menyesakkan dada kita, kita pun harus yakin bahwa musibah itu datang untuk mengingatkan kelalain kita, Ia maha penyayang yang sabar memenggil kita untuk kembali meniti jalanNya. Detik-detik saat kita berada pada posisi kehidupan yang begitu sulit, yakinlah bahwa pada setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
Detik-detik saat kita berada di alam kesedihan, yakinlah bahwa Allah bersama kita, setia disetiap saat dan waktu untuk mendengarkan setiap keluhan yang terucap dari hati nurani terdalam. Detik-detik saat kita didera kebingungan, yakinlah bahwa Allah adalah sebaik-baiknya Dzat tempat kita kembali.
Detik-detik saat kita di ambang pintu keputus asaan, yakinlah bahwa rahmat kasih sayang Allah begitu luas, melebihi luasnya langit dan bumi. Cukuplah keindahan pesan Rasulullah saw sebagai pelipur lara  bagi hati kita, beliau bersabda:
Tidaklah seorang muslim ditimpa kesulitan demi kesulitan, kegundahan demi kegundahan, kesedihan demi kesedihan, kesakitan demi kesakitan, kedukaan demi kedukaan, sampai sepotong duri yang melukai kakinya, kecuali Allah akan menghapuskan dosa-dosanya. (HR. Bukhori-Muslim)
Oleh karena itu, marilah kita selalu berprasangka baik kepada Allah, sebagai wujud penghambaan diri kita kepadaNya, bukti kesungguhan iman kita kepadaNya, bukti kepasrahan diri kita dalam segala urusan, baik yang sifatnya duniawi maupun ukhrowi. Dan tidak layak bagi kita untuk berburuk sangka kepada Allah, karena Dia adalah Dzat maha sempurna, tiada celah kekurangan bagiNya, segala urusan adalah milikNya dan kelak akan kembali kepadaNya.

sumber: http://www.media-muslim.com/

0 comments:

Post a Comment